Wednesday, September 3, 2014

Pura Giri Arjuno - Batu Malang

Setelah mengikuti acara bersepeda santai Batu-Cangar, saya menyempatkan diri mengunjungi Pura Giri Arjuno yang ada di kawasan ini. Pura terbesar di Jawa Timur ini terletak di dusun Junggo desa Tulungrejo wilayah kecamatan Bumiaji Kota Batu, berjarak 3,5 km dari jalan raya Batu-Cangar.

Pura Giri Arjuno ini nampak gagah berdiri di puncak bukit yang dikelilingi oleh perkebunan apel dan sayuran, dengan berlatar Gunung Arjuno membuat pemandangan di area pura ini sangat indah..
Jalan menuju Pura Giri Arjuno pun sangat menyenangkan dengan melewati hutan kecil serta perkebunan yang menghijau membuat saya beberapa kali menghentikan motor sejenak untuk menikmati pemandangan sekeliling dan menghirup udara yang dingin dan segar.

Ketika sampai di puncak bukit dimana pura berada, tidak nampak adanya aktifitas dan tidak ada seorangpun yang berada disana. Suasana yang lengang ini menyulut hawa kesakralan yang amat kuat saat saya memasuki area Pura Giri Arjuno ini...







Pemandangan bukit sekitar Pura Giri Arjuno






Monday, September 1, 2014

Warung Keningar - Ds.Sendi Pacet

Hari Sabtu lalu saat menuju kota Batu saya melalui jalur Surabaya-Trawas-Pacet-Cangar-Batu, sengaja memilih jalur ini karena selain jarak yang lebih pendek, jalur ini terutama mulai Trawas hingga Cangar jalannya terasa seksi.. lekak lekuk seperti gitar spanyol.. :) serta udaranya yang adeeem khas pegunungan. Sangat berbeda apabila kita melewati jalur mainstream Pandaan-Lawang-Singosari-Malang yang arus kendaraannya sudah sangat padat..ditambah merayap lagi..

Saat di kawasan Pacet di wilayah desa Sendi saya mampir ke sebuah warung yang bernama Warung Keningar. Selain memang berniat istirahat saya juga ingin menikmati suasana warung yang kental dengan pernak-pernik budaya Bali.

Sebenarnya warung ini seperti kebanyakan warung lesehan lainnya, menu yang ditawarkan pun sangat sederhana misalnya minuman hangat teh/kopi, mie instan serta bermacam snack, namun yang membedakan adalah selain suasananya yang jempolan, di area Warung Keningar ini terdapat homestay sederhana yang diberi nama Pondok Sendi, biaya sewanya 150rb/malam, hanya tersedia dua kamar itupun jarang ada yang menyewa menurut keterangan ibu penjaga warung..

Saya sempat bertanya kepada beliau apakah pemasukan warung serta homestay sebanding dengan biaya perawatan bangunan yang memiliki area cukup luas ini.. Nampaknya ibu pemilik warung ini memiliki idealisme tersendiri, beliau mengatakan yang terpenting hari-harinya terasa menyenangkan berada di lingkungan yang seperti ini dan itu membuat kesehatannya selalu terjaga.., rupanya pada waktu muda dulu beliau cukup lama pernah tinggal di Pulau Dewata dan beliau sangat mengagumi dan mencintai budaya Indonesia terutama Bali..

bangunan tempat beliau tinggal



homestay yang disewakan


nampak dari sisi jalan

Friday, August 29, 2014

Jalur Alternatif dari Karanganyar ke Ngawi

Dalam perjalanan pulang menuju Surabaya setelah tiga hari solo touring dengan jalur Surabaya-Pacitan-Solo-Karanganyar saya mencoba melalui jalur alternatif ini setelah mendapat informasi dari seorang kerabat di desa Kemuning yang sempat saya kunjungi.

Dari Kemuning ke Ngawi bila melalui jalur ini jarak yang ditempuh sejauh 60 km melalui wilayah Sine - Jogorogo - Paron dengan kondisi jalan beraspal yang cukup baik. Dengan kontur jalan naik turun dengan kelokan yang tidak terlalu tajam serta arus kendaraan yang lengang membuat saya merasa rileks menikmati indahnya pemandangan pedesaan di kanan kiri jalan..

Memasuki kecamatan Jogorogo hingga Paron Ngawi kondisi jalannya lebih lebar dan beraspal sangat baik dengan kontur yang mendatar serta lurus tidak banyak belokan.
Di lain waktu apabila saya melakukan perjalanan ke Jawa Tengah lagi saya pasti akan kembali memilih jalur ini daripada melewati Sragen yang banyak berjumpa dengan kendaran besar truk dan bus..


daerah Kemuning

kawasan Sine

masuk Jogorogo

wilayah Paron


Tuesday, August 26, 2014

Candi Ceto - Lereng Barat Gunung Lawu Karanganyar

Candi Ceto yang berada di puncak perkebunan teh lereng barat Gunung Lawu tepatnya di dukuh Ceto desa Gumeng kecamatan Jenawi Karanganyar ini didirikan pada 1397 Saka (1475 M). Candi berfungsi sebagai tempat Ruwatan (pembebasan dari kutukan) terlihat dari simbol-simbol dan mitologi yang ditampilkan oleh arca-arcanya.
Mitologi yang disampaikan adalah berupa cerita Samudramanthana dan Garudeya, sedangkan simbol penggambaran Phallus (penis) dan Vagina ditafsirkan sebagai lambang penciptaan atau kelahiran kembali setelah terbebas dari kutukan..












OMAH KODOK Resto - Karanganyar

Resto mungil nan cantik yang berada di ds.Kemuning Karanganyar adalah sebuah resto yang memadukan konsep alami dengan bangunan bernuansa etnik. Buka mulai jam 10 pagi hingga jam 7 malam tempat ini sangat representatif untuk berkumpul makan bersama keluarga sekaligus beristirahat melepas lelah setelah berkunjung di beberapa tempat wisata di kawasan Kemuning Karanganyar.


Dengan lokasi yang cukup strategis di pinggir jalan pedesaan dikelilingi oleh perkebunan teh serta udara pegunungan yang sejuk ditambah beragam menu makanan yang ditawarkan dengan harga terjangkau dan ditunjang dengan pelayanan yang ramah tentulah membuat pengunjung akan merasa termanjakan bila datang kesini..

Saya berkunjung ke Omah Kodok saat melintas di daerah ini dengan tujuan pulang ke Surabaya melalui jalur alternatif Sine-Jogorogo-Paron-Ngawi, tertarik dan penasaran oleh keunikan bangunannya maka saya sempatkan untuk mampir 'makan setengah siang' sambil minum kopi karena sejak pagi berangkat dari Solo saya belum sarapan..
Didalamnya saya merasakan suasana yang teduh serta 'homy' dan tanpa terasa lebih dari satu jam saya berada di tempat ini...

Suasana Teduh di Omah Kodok









welcome snack terbuat dari ketela

menu yang saya pesan



Waduk GAJAH MUNGKUR Wonogiri

Setelah dua hari menyisir beberapa pantai yang ada di Pacitan, selanjutnya saya meneruskan perjalanan menuju kota Solo melalui jalur Pracimantoro-Wonogiri-Solo. Saat melintasi Waduk Gajahmungkur di kawasan Wonogiri saya menyempatkan diri berkunjung sekaligus beristirahat di tepi waduk..
Area wisata ini banyak sekali dikunjungi wisatawan yang sedang berlibur bersama keluarga..





PANTAI BANYUTIBO - Pacitan [6]

Selain Goa Gong, Klayar dan Teleng Ria, Pantai Banyutibo menjadi salah satu destinasi wisata di Pacitan yang menjadi jujukan para wisatawan.
Pantai yang didalamnya terdapat "air terjun mini" ini lokasinya tidak terlalu sulit untuk dijangkau menggunakan kendaraan roda empat. Akses jalan pun sudah beraspal lumayan mulus..

Seperti kebanyakan wisata pantai di daerah Pacitan, untuk memasuki area ini pengunjung dikenakan biaya retribusi sebesar 3000/org ditambah parkir kendaraan..
Keindahan pantai dengan batu-batu karangnya tidak kalah menarik dibandingkan pantai lainnya bahkan di pantai Banyutibo ini terdapat ceruk dengan air terjun kecil nan cantik....